Kalau ada satu oleh-oleh khas Medan yang hampir selalu masuk daftar wajib beli, jawabannya pasti Bika Ambon. Nama kue ini memang agak membingungkan, karena ada kata “Ambon” di belakangnya, tapi justru populer di Medan. Banyak yang bertanya-tanya, apakah kue ini berasal dari Ambon atau dari Medan? Jawabannya, Bika Ambon memang lahir dan besar di Medan, lalu menyebar ke berbagai kota lain di Indonesia. Jadi kalau kamu main ke Medan, nggak lengkap rasanya pulang tanpa membawa kotak Bika Ambon untuk keluarga atau teman di rumah.
Bika Ambon adalah kue tradisional yang punya tekstur unik. Kalau biasanya kue basah terasa padat atau lembut, Bika Ambon justru punya serat-serat berlubang kecil yang bikin kue ini kenyal sekaligus empuk. Ketika digigit, rasanya lembut di mulut, tapi juga ada sensasi “ngeres” dari rongga-rongga di dalamnya. Inilah yang bikin Bika Ambon berbeda dari kue manis lainnya. Ditambah aroma pandan dan serai yang khas, kue ini selalu menggoda siapa pun yang lewat di depan toko oleh-oleh.
Sejarah Bika Ambon sendiri cukup menarik. Katanya, nama “Ambon” dipilih bukan karena berasal dari Ambon, melainkan karena dulu kue ini pertama kali dijual di Jalan Ambon, Medan. Dari situlah nama itu melekat sampai sekarang. Jadi, meskipun namanya bikin orang bingung, sebenarnya kue ini adalah ikon kuliner asli Medan yang sudah terkenal sampai ke luar negeri. Banyak wisatawan Malaysia dan Singapura yang sengaja datang ke Medan untuk membeli Bika Ambon langsung dari tempat asalnya.
Salah satu hal yang bikin Bika Ambon begitu istimewa adalah proses pembuatannya. Adonannya terdiri dari bahan sederhana seperti tepung sagu, telur, gula, santan, dan ragi. Tapi rahasianya ada pada cara mengolah dan memanggangnya. Adonan harus didiamkan cukup lama supaya raginya bekerja dan menghasilkan serat khas yang bolong-bolong. Lalu dipanggang dengan api yang pas supaya matang merata, berwarna kuning keemasan, dan wangi pandan-serai benar-benar keluar. Proses ini butuh ketelatenan, makanya Bika Ambon yang enak biasanya hanya dibuat oleh toko-toko yang sudah berpengalaman.
Kalau kamu jalan-jalan di Medan, banyak banget toko oleh-oleh yang menjual Bika Ambon. Beberapa merek bahkan sudah melegenda, dengan antrean panjang setiap hari. Biasanya, toko-toko ini punya dapur terbuka, jadi pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan Bika Ambon dari mencampur adonan sampai memanggang. Buat wisatawan, melihat kue ini dipanggang di loyang besar dengan aroma harum yang menyebar ke jalanan adalah pengalaman yang bikin perut langsung lapar.
Bika Ambon biasanya dijual dalam ukuran loyang yang dipotong-potong. Rasanya manis, gurih, dan aromatik. Yang klasik tentu rasa original dengan pandan, tapi sekarang banyak juga variasi rasa lain yang nggak kalah populer. Ada Bika Ambon rasa keju, cokelat, bahkan durian—yang tentunya jadi favorit karena Medan juga dikenal sebagai kota durian. Inovasi rasa ini bikin Bika Ambon makin dicintai generasi muda, karena selain tradisional, juga bisa mengikuti tren selera modern.
Soal ketahanan, Bika Ambon termasuk kue yang cukup awet. Kalau disimpan dengan baik, biasanya bisa bertahan sampai tiga atau empat hari di suhu ruang. Karena itu, kue ini cocok banget dijadikan oleh-oleh. Banyak traveler yang memborong beberapa kotak untuk dibagikan ke keluarga, tetangga, atau teman kantor. Bahkan ada juga yang sengaja pesan untuk dibawa ke luar negeri, karena teksturnya masih bisa bertahan kalau perjalanan nggak terlalu lama.
Buat orang Medan sendiri, Bika Ambon bukan cuma sekadar kue, tapi juga bagian dari identitas kuliner. Hampir setiap acara keluarga, pesta, atau perayaan besar selalu ada Bika Ambon di meja hidangan. Rasanya seperti sudah jadi tradisi: kalau ada tamu datang, suguhannya ya Bika Ambon. Nggak heran kalau kue ini begitu melekat di hati warga Medan, dan jadi kebanggaan setiap kali disebut sebagai ikon kota.
Selain jadi oleh-oleh favorit, Bika Ambon juga sering dijadikan buah tangan untuk mempererat hubungan. Membawakan Bika Ambon saat berkunjung ke rumah saudara atau teman dianggap sebagai tanda perhatian. Jadi, kue ini bukan cuma soal rasa, tapi juga soal makna sosial di baliknya. Lewat Bika Ambon, orang bisa berbagi kebahagiaan sederhana yang manis dan hangat.
Bagi traveler yang berkunjung ke Medan, mampir ke toko Bika Ambon bisa jadi pengalaman tersendiri. Melihat deretan loyang yang baru keluar dari oven, mencium aroma harum yang bikin ngiler, lalu membawa pulang kotak berisi potongan Bika Ambon hangat, rasanya bikin perjalanan jadi lebih berkesan. Apalagi kalau dimakan bareng secangkir kopi atau teh, nikmatnya makin terasa.
Singkatnya, Bika Ambon adalah bukti nyata bahwa kuliner sederhana bisa jadi ikon besar sebuah kota. Dari Jalan Ambon di Medan, kue ini kini sudah dikenal luas dan dicintai banyak orang. Teksturnya yang khas, rasanya yang manis gurih, dan aromanya yang menggoda membuat siapa pun sulit menolak. Jadi, kalau kamu lagi di Medan, jangan lupa beli Bika Ambon. Karena pulang dari Medan tanpa membawa oleh-oleh manis ini, rasanya ada yang kurang.