Home Bali Liburan Hemat dan Nyaman: Menjelajah Bali–Jogja dengan Sleeper Bus MTrans

Liburan Hemat dan Nyaman: Menjelajah Bali–Jogja dengan Sleeper Bus MTrans

0

Liburan ke Yogyakarta dari Bali biasanya identik dengan pesawat atau mungkin kereta dari Surabaya. Tapi kali ini saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda: perjalanan darat dengan sleeper bus. Saya memilih bus MTrans, salah satu layanan sleeper bus yang cukup populer di Bali, terutama di kalangan traveler yang ingin berhemat tapi tetap mengutamakan kenyamanan. Tujuannya? Yogyakarta — kota budaya yang selalu ngangenin.

Perjalanan saya dimulai dari Terminal Mengwi, Denpasar. Suasana terminal cukup ramai tapi terorganisir. Di antara deretan bus-bus antar kota, MTrans tampak menonjol dengan desain bus yang modern dan bodi yang bersih. Petugas loket juga cukup ramah dan membantu saya memverifikasi tiket yang sudah saya pesan sebelumnya secara online.

Begitu masuk ke dalam bus, saya langsung disambut dengan suasana yang tidak seperti bus pada umumnya. Interiornya mirip kapsul hotel berjalan. Setiap penumpang mendapat ruang tidur pribadi—bukan sekadar kursi rebah, tapi tempat tidur yang bisa ditiduri dengan nyaman. Dilengkapi dengan bantal, selimut, layar TV kecil, lampu baca, dan colokan charger. Bagi saya yang membawa laptop dan ponsel untuk tetap update di perjalanan, ini sangat membantu.

Bus mulai bergerak meninggalkan terminal sekitar pukul 13.00 WITA. Setelah beberapa menit di jalan, saya mulai merasa tenang. Tidak ada suara berisik, AC-nya dingin tapi tidak menusuk, dan getaran jalan tidak terlalu terasa berkat suspensi bus yang bagus. Saya sempat menikmati pemandangan Bali yang perlahan berganti dari keramaian kota menjadi perbukitan dan hamparan sawah.

Menjelang sore, bus melewati pelabuhan Gilimanuk untuk menyeberang ke Ketapang, Banyuwangi. Proses penyeberangan ini pun terasa lancar. Karena saya berada di dalam sleeper capsule, saya bisa tetap bersantai sambil menonton film atau tidur. Rasanya seperti naik kereta tidur versi darat, hanya saja lebih fleksibel karena bus bisa berhenti sewaktu-waktu untuk istirahat.

Malam hari, bus berhenti di sebuah rest area untuk makan malam. Meskipun tidak termasuk dalam harga tiket, pilihan makanan cukup banyak dan terjangkau. Setelah itu, perjalanan kembali dilanjutkan menuju Yogyakarta. Saya pun memanfaatkan waktu ini untuk benar-benar tidur pulas. Ini yang saya sukai dari sleeper bus — waktu perjalanan bisa diisi dengan istirahat total, jadi tidak terlalu terasa panjang.

Keesokan paginya, sekitar pukul 07.00 WIB, bus tiba di Yogyakarta. Saya turun di area terminal Giwangan, masih agak mengantuk tapi cukup segar karena tidur cukup nyenyak semalaman. Tidak terasa, saya sudah menempuh perjalanan darat lintas pulau lebih dari 16 jam. Tapi karena suasananya nyaman, waktu seolah berjalan cepat.

Yang membuat perjalanan ini menyenangkan adalah perpaduan antara kenyamanan dan efisiensi biaya. Harga tiket sleeper bus MTrans dari Bali ke Jogja jauh lebih murah dibandingkan tiket pesawat. Bahkan jika dihitung dengan akomodasi tambahan semalam (karena kita bisa tidur di bus), jatuhnya lebih hemat. Cocok banget buat backpacker, solo traveler, atau siapa pun yang ingin merasakan sensasi berbeda dalam menjelajah Nusantara.

Selain itu, sleeper bus ini juga memberikan pengalaman perjalanan yang tenang dan aman. Penumpang dijaga privasinya, suasananya tenang, dan fasilitasnya lengkap. Saya juga melihat cukup banyak wisatawan asing yang menggunakan layanan ini, yang berarti sleeper bus MTrans sudah mulai dikenal secara luas.

Perjalanan dengan sleeper bus seperti ini benar-benar membuka mata saya bahwa liburan tidak harus mahal untuk bisa nyaman. Kita hanya perlu pintar memilih moda transportasi yang tepat. Dengan MTrans, perjalanan panjang justru menjadi bagian dari liburan itu sendiri—bukan sekadar perpindahan lokasi.

Buat kamu yang ingin menjelajahi Yogyakarta dari Bali atau sebaliknya tanpa harus capek nyetir atau menguras dompet untuk tiket pesawat, sleeper bus MTrans bisa jadi pilihan cerdas. Siapkan playlist favorit, buku bacaan, dan kamera—karena petualangan seru sudah dimulai sejak kamu duduk (atau rebahan) di dalam bus.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version